Digital Marketing

E-commerce adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

E-commerce adalah salah satu cara paling praktis untuk menjalankan bisnis di era digital. Dengan akses internet, Anda bisa menjual produk dan layanan tanpa batasan waktu dan tempat.

Tapi mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana e-commerce bekerja? Apa saja jenisnya, dan bagaimana caranya memanfaatkan peluang besar ini?

Anda sekarang bisa menjangkau jutaan pelanggan hanya melalui perangkat seluler. Tidak perlu toko fisik atau biaya operasional besar, namun tetap menghasilkan keuntungan maksimal.

Baca artikel ini sampai habis untuk memahami apa itu e-commerce, jenis-jenisnya, manfaatnya, hingga tips untuk sukses menjalankan bisnis digital Anda.

Pengertian E-commerce

E-commerce adalah transaksi jual beli barang atau jasa melalui internet. Prosesnya terdiri dari pembeli, penjual, dan sistem pembayaran online, yang memudahkan transaksi tanpa batasan waktu dan tempat. Contoh e-commerce termasuk platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.

E-commerce vs Marketplace

Nah, ada sedikit kebingungan soal ini. Marketplace itu sebenarnya bagian dari e-commerce. Misalnya Tokopedia dan Shopee, mereka bertindak sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Tapi kalau Anda punya toko online sendiri tanpa pihak ketiga, itu juga e-commerce. Bedanya, marketplace ibarat mal digital, sementara e-commerce lebih seperti punya toko pribadi.

Contoh Aktivitas E-commerce:

  • Belanja barang fisik kayak baju atau gadget.
  • Langganan layanan streaming.
  • Jualan karya digital, misalnya desain atau musik.

Baca Juga: Sistem Teknologi untuk Meningkatkan Peluang bagi Bisnis Anda

Jenis-Jenis E-commerce

E-commerce itu nggak cuma satu bentuk aja, lho. Ada berbagai model yang sesuai dengan kebutuhan dan cara orang bertransaksi. Yuk, kita simak beberapa jenis utama dari e-commerce yang sering kita temui:

1. Business to Consumer (B2C)

B2C itu model yang paling umum di e-commerce. Di sini, perusahaan menjual produk atau layanan langsung ke konsumen akhir. Ini model yang digunakan oleh Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Jadi, Anda datang ke platform ini, pilih produk, bayar, dan barangnya langsung dikirim ke Anda. Simpel, kan?

2. Business to Business (B2B)

Berbeda dari B2C, B2B itu melibatkan dua perusahaan yang saling bertransaksi. Biasanya, pembeliannya lebih besar, seperti bahan baku atau peralatan untuk kebutuhan produksi.

Kalau Anda pernah denger Amazon Business atau Alibaba, inilah contoh platform B2B yang menghubungkan bisnis besar dengan supplier, tanpa perlu melibatkan konsumen langsung.

3. Consumer to Consumer (C2C)

C2C itu model di mana konsumen jualan ke konsumen lainnya, biasanya lewat platform yang memang didesain untuk itu. Bayangkan saja platform seperti OLX atau Facebook Marketplace.

Di sini, Anda bisa jual barang bekas atau produk lainnya, dan orang lain bisa beli langsung dari Anda. Jadi, nggak ada pihak ketiga, cuma individu yang transaksi.

4. Consumer to Business (C2B)

C2B agak berbeda, nih. Di sini, konsumen justru yang menawarkan produk atau jasa mereka ke bisnis. Misalnya, di platform seperti Freelancer atau Upwork, individu menawarkan keahlian mereka—entah itu desain grafis, penulisan, atau konsultasi—ke perusahaan yang butuh layanan tersebut. Jadi, konsumen bisa jadi penyedia layanan bagi bisnis.

5. Social Commerce dan M-Commerce

Sekarang, siapa sih yang nggak kenal dengan social commerce? Ini jual beli yang terjadi langsung di media sosial. Instagram, TikTok, atau Facebook nggak cuma buat posting foto atau video aja, tapi juga buat jualan! Social commerce semakin naik daun.

Sedangkan M-commerce itu e-commerce lewat perangkat mobile. Anda bisa beli barang lewat aplikasi atau situs yang diakses pakai smartphone. Mudah banget, tinggal scroll, klik, bayar, barang datang deh!

Baca Juga: Marketplace: Mengenal Konsep dan Manfaatnya dalam Era Digital

Contoh Platform E-commerce

E-commerce Indonesia semakin berkembang, dengan platform-platform besar seperti Shopee, Tokopedia, dan lainnya mendominasi pasar. Berdasarkan data statistik e-commerce yang kami pelajari, mari kita lihat statistik masing-masing platform untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang preferensi pengguna dan perilaku belanja online di Indonesia.

1. Shopee

Shopee mencatatkan total 442,4 juta kunjungan dalam satu bulan. Mayoritas pengunjung, yaitu 422 juta, berasal dari Indonesia, diikuti oleh Malaysia dengan 9,2 juta kunjungan. Pengguna Shopee didominasi oleh laki-laki (57,16%), dengan 36,21% di antaranya berusia 25-34 tahun.

Waktu rata-rata kunjungan mencapai 11 menit 46 detik, menandakan bahwa pengguna cukup lama berada di platform ini. 90,59% dari total kunjungan datang dari perangkat seluler, menunjukkan pentingnya pengalaman pengguna yang mobile-friendly. 68,1 juta pengunjung unik mengunjungi Shopee, dengan 62,2 juta di antaranya berasal dari Indonesia.

2. Tokopedia

Tokopedia mencatat 239,4 juta kunjungan setiap bulannya, dengan mayoritas pengunjung (225,2 juta) berasal dari Indonesia. Pengunjung Tokopedia rata-rata menghabiskan 12 menit 59 detik di platform, lebih lama dibandingkan dengan Shopee. 83,51% dari total kunjungan datang dari perangkat seluler, memperlihatkan bahwa Tokopedia sangat mobile-centric.

Lebih dari 36,6 juta pengunjung unik mengunjungi platform ini, yang menunjukkan besarnya daya tarik Tokopedia di Indonesia. 59,61% pengunjung Tokopedia adalah laki-laki, dengan kelompok usia 25-34 tahun mendominasi, menyumbang 36,12% dari total kunjungan.

3. Lazada

Lazada, dengan 280,7 juta kunjungan bulanan, sebagian besar pengunjungnya datang dari Indonesia (267,8 juta). Durasi rata-rata kunjungan di Lazada adalah 8 menit 35 detik, sedikit lebih rendah dibandingkan Shopee dan Tokopedia. Namun, 97,22% kunjungan ke Lazada berasal dari perangkat seluler, yang menunjukkan betapa pentingnya akses mobile.

62,07% kunjungan Lazada berasal dari media sosial organik, memperlihatkan peran penting platform media sosial dalam mengarahkan traffic. 61,48% pengunjungnya adalah laki-laki, dengan kelompok usia 25-34 tahun yang menyumbang 36,76% dari total kunjungan.

4. Bukalapak

Bukalapak mencatatkan 8,7 juta kunjungan setiap bulan, mayoritasnya berasal dari Indonesia (8,5 juta). Platform ini masih memiliki pangsa pasar yang signifikan meski jumlah kunjungannya lebih kecil. 84,76% dari kunjungan ke Bukalapak berasal dari perangkat seluler, dan rata-rata durasi kunjungan adalah 8 menit 49 detik.

Bukalapak juga memiliki 50,99% kunjungan direct, menunjukkan adanya pengunjung setia yang langsung mengakses situsnya. 62,05% pengunjung Bukalapak adalah laki-laki, dan mayoritas pengunjung berasal dari kelompok usia 25-34 tahun (35,94%).

5. Blibli

Blibli berhasil mencatat 61,5 juta kunjungan dalam sebulan, dengan 60,1 juta di antaranya berasal dari Indonesia. 86,43% dari total kunjungan berasal dari perangkat seluler, dan rata-rata durasi kunjungan adalah 9 menit 26 detik, lebih lama dari platform lainnya seperti Bukalapak dan Lazada.

48,16% kunjungan Blibli datang secara langsung, menunjukkan pengunjung yang loyal dan langsung mengakses platform. 61,17% pengunjung Blibli adalah laki-laki, dan 36,25% dari total kunjungan didominasi oleh usia 25-34 tahun.

Baca Juga: Digital Branding: Membangun Identitas Perusahaan di Era Digital

Manfaat E-commerce

E-commerce itu lebih dari jualan barang di internet. Ini adalah kesempatan besar untuk bisnis berkembang, tanpa terhalang oleh batasan fisik. Sebagian orang menganggapnya sebagai pasar digital yang hanya “nyambungin” penjual dan pembeli. Tapi sebenarnya? E-commerce bisa memberikan dampak besar, nggak cuma dalam hal jangkauan, tapi juga penghematan biaya dan kemudahan operasional.

1. Jangkauan Pasar Tanpa Batas

Gak ada lagi batasan geografis. Kalau dulu, pelanggan Anda hanya terbatas pada yang ada di sekitar toko fisik, sekarang? Dunia bisa jadi pasar Anda. E-commerce memberi kesempatan buat bisnis menjangkau konsumen di seluruh dunia.

Digital marketing—baik itu SEO, iklan berbayar, atau social media—jadi kunci dalam mengakselerasi hal ini. Dan percaya deh, dengan pendekatan yang tepat, Anda bisa bikin audiens dari berbagai belahan dunia mampir ke toko online Anda.

2. Biaya Operasional Lebih Rendah

Siapa yang nggak suka efisiensi? E-commerce mengurangi banyak biaya yang biasa dikeluarkan untuk sewa tempat, staf, atau utilities yang terus berjalan setiap bulan. Semua operasional bisa dijalankan dari mana saja, bahkan dari rumah.

Ini nggak cuma menghemat biaya, tapi juga memberi Anda ruang untuk berinvestasi di hal-hal lain yang lebih penting, kayak kualitas produk atau marketing yang lebih intens.

3. Kemudahan Transaksi dan Pengiriman

Dulu, berbelanja secara fisik itu sering kali bikin stres: antre panjang, bayarnya lama, dan kadang barangnya nggak sesuai. E-commerce menyederhanakan semua itu. Pembayaran jadi jauh lebih mudah, bisa lewat kartu kredit, dompet digital, atau transfer online.

Belum lagi sistem pelacakan barang yang makin canggih. Pengalaman belanja jadi lebih praktis dan tanpa hambatan. Ini yang bikin pelanggan betah dan balik lagi.

4. Fleksibilitas Operasional 24/7

Toko Anda nggak kenal yang namanya jam tutup. Selama ada internet, Anda bisa buka toko sepanjang waktu—bahkan pas tidur sekalipun. Pelanggan bisa belanja kapan aja, tanpa terikat waktu atau zona waktu tertentu. Semua orang bisa belanja pas istirahat kerja, atau pas tengah malam—tergantung waktu yang mereka pilih. Asyik, kan? Artinya, peluang transaksi terbuka sepanjang waktu.

5. Pemanfaatan Data dan Teknologi

Bayangkan punya akses langsung ke data pelanggan: apa yang mereka beli, kapan mereka beli, atau bahkan bagaimana mereka menemukan produk Anda. Teknologi seperti Google Analytics bisa menjadi senjata ampuh dalam mengatur strategi bisnis Anda.

Data itu bukan angka—tapi bisa membantu Anda memahami lebih dalam tentang perilaku konsumen. Dari situ, Anda bisa menyesuaikan produk, harga, atau bahkan cara pemasaran yang lebih tepat.

Tips Memulai dan Sukses di E-commerce

Memulai bisnis di dunia e-commerce bisa terasa seperti melangkah ke dunia baru yang luas, penuh potensi. Tapi jangan khawatir, jika Anda tahu langkah-langkah yang tepat, hasilnya bisa sangat memuaskan. Berikut ini beberapa tips yang kami rangkum untuk membantu Anda sukses.

1. Riset Pasar dan Pemilihan Produk

Sebelum Anda mulai berjualan, Anda harus tahu dulu apa yang orang cari. Riset pasar adalah kunci utama untuk mengetahui permintaan yang sedang tinggi dan mengidentifikasi produk yang punya peluang besar. Jangan asal pilih produk, ya. Anda juga perlu menganalisis kompetitor. Cari celah di pasar yang belum banyak dimanfaatkan. Itu akan memberi Anda keunggulan tersendiri.

2. Membangun Website dan Toko Online

Ini bagian yang sering dianggap mudah, tapi sebenarnya menantang. Website Anda harus user-friendly, mudah dinavigasi, dan tentunya responsif di semua perangkat. Bayangkan Anda membeli barang dari toko online yang situsnya berantakan—Anda pasti malas, kan? Jangan lupa untuk mengintegrasikan sistem pembayaran yang aman, karena keamanan adalah hal yang sangat sensitif bagi konsumen.

3. Strategi Digital Marketing yang Efektif

Anda punya produk keren, website siap, tapi bagaimana orang tahu tentang toko Anda? Digital marketing adalah jawaban. Optimasi SEO adalah hal wajib agar toko online Anda mudah ditemukan. Selain itu, iklan CPC dan media sosial juga bisa membantu meningkatkan visibilitas. Konsistensi adalah kunci, jadi buatlah strategi yang jelas dan terus evaluasi hasilnya.

4. Optimasi untuk Perangkat Seluler

Sekarang ini, siapa yang tidak menggunakan ponsel? Jika toko Anda tidak mobile-friendly, Anda kehilangan banyak peluang. Pengalaman pengguna di perangkat mobile harus sempurna—dari kecepatan loading hingga kemudahan dalam bertransaksi. Jangan remehkan ini, karena semakin banyak orang yang belanja lewat smartphone mereka.

5. Mengelola Inventori dan Fulfillment

Masalah pengelolaan stok bisa jadi mimpi buruk jika tidak ditangani dengan baik. Anda perlu sistem inventori yang efisien untuk memastikan barang yang dijual selalu tersedia. Lebih dari itu, sistem fulfillment yang tepat akan memudahkan pengiriman dan meminimalkan masalah retur.

Jika Anda merasa kesulitan, pertimbangkan untuk menggunakan layanan pihak ketiga seperti dropshipping. Anda bisa fokus pada penjualan, sementara mereka mengurus stok dan pengiriman.

Baca Juga: 6 Strategi Digital Marketing untuk Tingkatkan Bisnis Anda

Menyongsong Masa Depan E-commerce yang Cerah

E-commerce adalah dunia yang penuh peluang, tetapi untuk memanfaatkannya, Anda perlu pemahaman yang tepat dan strategi yang matang.

Tidak ada rahasia besar di balik kesuksesan online—ini tentang memahami pasar, memilih platform yang tepat, dan memanfaatkan teknologi dengan bijak. Meskipun perjalanan di dunia digital tidak selalu mulus, setiap tantangan justru membuka peluang baru yang lebih besar.

Jika Anda merasa siap untuk membawa bisnis e-commerce Anda ke level berikutnya, kami di Lyrid Prima Indonesia siap membantu Anda. Kami punya berbagai solusi, mulai dari jasa SEO untuk meningkatkan visibilitas hingga Social Media Management yang efektif untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Kami tidak hanya memberikan solusi, tapi juga jadi mitra yang selalu siap mendukung langkah Anda.

Hubungi kami melalui:

Email: marketing@lyrid.co.id
Telepon: (021) 588-5880
WhatsApp: +62 877 6596 6450
Alamat: Galeri Niaga Mediterania II J8-O/P, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, 14460

lyrid.prima

Recent Posts

Facial Recognition: Kegunaannya Bagi Perusahaan Anda

Di zaman yang serba cepat ini, perusahaan dituntut untuk bergerak lebih efisien, aman, dan memberikan…

18 hours ago

Rate Card Adalah: Panduan Lengkap dan Cara Membuat

Saat Anda ingin meyakinkan klien tanpa perlu berulang kali menjelaskan detail layanan, apa yang Anda…

18 hours ago

Smart Home dan Manfaatnya bagi Hunian Anda

Teknologi semakin mendominasi kehidupan sehari-hari. Hal yang dulu tampak mustahil kini menjadi bagian dari rutinitas,…

3 days ago

7 Strategi Manajemen Properti untuk Meningkatkan Keuntungan

Manajemen properti yang efektif adalah kunci untuk menjamin hasil yang menguntungkan. Tanpa pengelolaan yang baik,…

7 days ago

Panduan Lengkap Marketing Plan: Cara Membuat & Contoh

Pernah merasa kebingungan bagaimana cara merancang strategi pemasaran yang nggak hanya jalan, tapi benar-benar membawa…

7 days ago

Growth Hacking: Definisi dan Strategi Efektif untuk Bisnis

Di dunia bisnis yang semakin kompetitif, setiap perusahaan harus berpikir kreatif dan inovatif untuk bisa…

1 week ago