Sistem kerja shift adalah salah satu aspek penting dalam dunia kerja yang sering kali diterapkan di berbagai sektor industri. Dalam sistem ini, karyawan bekerja dalam periode waktu yang bergantian atau terpisah, bukan mengikuti jadwal kerja standar 9-to-5.
Shift kerja ini memiliki banyak manfaat, namun juga membawa tantangan tertentu yang perlu diperhatikan oleh baik perusahaan maupun karyawan itu sendiri.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai apa itu shift kerja, jenis-jenisnya, manfaat dan kelemahannya, serta aturan yang berlaku di Indonesia.
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang sistem kerja shift, diharapkan kamu bisa lebih siap untuk menjalani atau mengelola sistem ini di tempat kerja.
Shift kerja, pada dasarnya, merujuk pada pembagian waktu kerja yang bergantian antara sejumlah pegawai dalam periode tertentu. Sistem ini sering diterapkan di industri yang beroperasi 24 jam sehari, seperti rumah sakit, bandara, pabrik, hingga sektor layanan darurat.
Shift kerja adalah sistem yang membagi jam kerja menjadi beberapa periode waktu yang berbeda. Setiap periode waktu atau shift diisi oleh karyawan yang berbeda, dan ketika shift satu selesai, karyawan lain akan menggantikan mereka.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan sepanjang waktu. Perusahaan-perusahaan yang memerlukan layanan terus-menerus atau produksi tanpa henti biasanya mengandalkan sistem ini.
Misalnya, di rumah sakit atau pabrik yang memproduksi barang selama 24 jam, shift kerja memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan jadwal yang lebih fleksibel tanpa mengganggu kelancaran proses kerja.
Alasan utama penerapan shift kerja adalah untuk menjaga kontinuitas operasional. Beberapa sektor industri membutuhkan tenaga kerja yang selalu tersedia, seperti di sektor kesehatan atau pelayanan darurat, yang memerlukan petugas sepanjang waktu, termasuk di luar jam kerja normal.
Selain itu, dengan adanya shift kerja, perusahaan bisa memaksimalkan produktivitas tanpa mengurangi kualitas layanan atau output produk.
Jam kerja biasa atau standar biasanya mengikuti pola 9 pagi hingga 5 sore. Sedangkan shift kerja, meskipun tujuannya tetap sama, yakni memastikan pekerja menyelesaikan tugas, pembagian waktunya bisa lebih fleksibel dan tersebar.
Berbeda dengan jam kerja standar yang lebih terstruktur, shift kerja lebih bergantung pada kebutuhan operasional, dengan jam kerja yang dibagi menjadi beberapa periode atau kloter waktu yang berbeda.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Software ERP Terbaik untuk Bisnis
Dalam praktiknya, sistem kerja shift bisa bervariasi tergantung kebutuhan masing-masing industri. Ada berbagai jenis shift yang diterapkan oleh perusahaan, dan masing-masing jenis ini memiliki karakteristik serta tujuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis shift kerja yang umum diterapkan.
Shift pagi adalah jenis jadwal kerja yang dimulai pada pagi hari, biasanya dimulai antara pukul 07.00 hingga 09.00 dan berakhir pada sore hari, sekitar pukul 15.00 hingga 17.00. Shift ini adalah jenis yang paling umum dan paling banyak diterapkan oleh perusahaan yang beroperasi selama jam kerja standar.
Shift siang umumnya dimulai setelah jam makan siang, yakni sekitar pukul 12.00 hingga 13.00, dan berakhir pada malam hari, sekitar pukul 20.00 hingga 22.00. Shift ini biasa diterapkan di sektor-sektor yang membutuhkan karyawan untuk bekerja di tengah hari atau selama jam-jam sibuk di sore hari.
Shift malam adalah jenis shift yang dimulai setelah matahari terbenam dan berakhir pada pagi hari. Biasanya, shift malam dimulai antara pukul 19.00 hingga 22.00 dan berakhir sekitar pukul 05.00 hingga 07.00. Jenis shift ini umum digunakan oleh perusahaan yang beroperasi selama 24 jam, seperti rumah sakit atau industri manufaktur.
Shift rotasi adalah jenis shift yang jadwalnya berubah secara berkala. Karyawan yang bekerja dengan sistem rotasi akan mengalami pergantian shift, misalnya satu minggu bekerja pada shift pagi, minggu berikutnya pada shift siang, dan kemudian pada shift malam. Jenis shift ini diterapkan untuk menciptakan keseimbangan distribusi jam kerja di antara karyawan.
Shift split membagi jam kerja dalam dua periode yang terpisah dalam satu hari. Misalnya, karyawan bekerja selama 5 jam di pagi hari dan kemudian kembali bekerja selama 3 jam pada sore atau malam hari. Shift ini sering diterapkan di sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja untuk berbagai periode waktu, namun dengan istirahat panjang di antara keduanya.
Baca Juga: Software ERP Terbaik di Jakarta: Solusi Efektif Bisnis
Sistem kerja shift tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bisa memberikan keuntungan tertentu bagi karyawan. Beberapa manfaat utama dari kerja shift adalah sebagai berikut.
Salah satu keuntungan utama dari sistem kerja shift adalah fleksibilitas dalam memilih jam kerja. Karyawan bisa memilih shift yang paling sesuai dengan ritme tubuh atau kebutuhan pribadi.
Misalnya, bagi mereka yang lebih produktif di malam hari, shift malam bisa menjadi pilihan ideal. Fleksibilitas ini memungkinkan karyawan untuk menghindari kemacetan atau menyesuaikan waktu kerja dengan kebutuhan pribadi seperti keluarga atau pendidikan.
Kerja shift memungkinkan karyawan untuk mengatur jadwal mereka dengan lebih fleksibel, sehingga dapat mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Misalnya, dengan memilih shift malam, seseorang bisa memiliki lebih banyak waktu di siang hari untuk beristirahat atau mengejar hobi, sehingga dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan secara keseluruhan.
Dengan adanya sistem kerja shift, perusahaan dapat menawarkan lebih banyak kesempatan kerja bagi individu yang mungkin tidak tersedia selama jam kerja biasa. Misalnya, orang yang mencari pekerjaan paruh waktu atau mereka yang hanya ingin bekerja pada jam tertentu dapat mengambil keuntungan dari shift malam atau rotasi.
Beberapa karyawan merasa lebih fokus dan produktif pada jam-jam tertentu, misalnya di malam hari. Dengan sistem kerja shift, mereka bisa memilih jam kerja yang paling sesuai dengan ritme mereka. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pekerjaan.
Baca Juga: HR Software: Transformasi Revolusioner dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Namun, meskipun ada banyak manfaat, sistem kerja shift juga dapat memiliki beberapa dampak negatif, baik untuk karyawan maupun perusahaan. Beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan antara lain:
Salah satu dampak utama dari kerja shift adalah gangguan pada ritme sirkadian tubuh. Ritme ini mengatur pola tidur dan bangun tubuh kita, yang bisa terganggu jika bekerja pada jam-jam yang tidak biasa. Gangguan ritme sirkadian ini bisa menyebabkan kelelahan, kurang tidur, dan masalah kesehatan lainnya.
Bergantian antara shift pagi, siang, dan malam bisa menimbulkan tingkat stres dan kelelahan yang tinggi. Kekurangan waktu istirahat yang cukup antara shift bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental karyawan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Salah satu tantangan bekerja dengan sistem shift adalah kesulitan dalam bersosialisasi. Karyawan yang bekerja pada shift malam atau rotasi sering kali memiliki jadwal yang berbeda dengan teman atau keluarga mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi, serta mengurangi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain di luar pekerjaan.
Pekerja shift cenderung lebih rentan terhadap beberapa masalah kesehatan jangka panjang, seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan pencernaan. Selain itu, kebiasaan makan yang buruk, seperti konsumsi makanan cepat saji di malam hari, juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Baca Juga: Pahami Tips Memilih Software Pabrik yang Tepat bagi Anda
Di Indonesia, terdapat sejumlah aturan yang mengatur penerapan sistem kerja shift. Peraturan ini ditujukan untuk melindungi hak-hak pekerja dan memastikan bahwa sistem kerja shift dijalankan dengan adil.
Aturan mengenai kerja shift di Indonesia mengacu pada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 233. Aturan ini menetapkan bahwa kerja shift harus dilaksanakan dengan memperhatikan hak-hak pekerja, terutama dalam hal istirahat dan jam kerja yang wajar.
Menurut peraturan, jam kerja untuk pekerja shift tidak boleh melebihi 8 jam per hari untuk 5 hari kerja atau 7 jam per hari untuk 6 hari kerja. Total jam kerja dalam seminggu tidak boleh melebihi 40 jam, dan apabila lebih dari itu, perusahaan wajib memberikan insentif lembur sesuai ketentuan yang berlaku.
Pekerja shift berhak mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan memperoleh upah lembur jika bekerja lebih dari jam yang ditentukan. Selain itu, pekerja shift juga berhak mendapatkan perlindungan kesehatan, terutama karena adanya potensi risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang bekerja pada jam standar.
Menyusun jadwal shift yang efektif dan adil adalah hal yang penting untuk menjaga kesejahteraan karyawan dan kelancaran operasional perusahaan. Berikut beberapa tips untuk menyusun jadwal shift yang tepat.
Penting untuk menyusun jadwal shift yang sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan. Misalnya, jika perusahaan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak pada malam hari, maka jadwal shift malam harus ditingkatkan. Hal ini akan memastikan bahwa operasional tetap berjalan dengan lancar.
Dalam merancang jadwal shift, penting untuk memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Menghindari perubahan jadwal yang terlalu drastis, serta memberikan cukup waktu untuk istirahat antar shift, akan membantu menjaga kondisi fisik dan mental karyawan.
Mengatur rotasi shift yang seimbang dan meminimalkan lembur adalah kunci untuk menjaga produktivitas tanpa menyebabkan kelelahan. Rotasi shift yang adil dan teratur dapat membantu menjaga semangat kerja dan menghindari burnout pada karyawan.
Sistem kerja shift memiliki banyak manfaat, seperti fleksibilitas waktu dan peningkatan produktivitas. Namun, perusahaan perlu merencanakan dengan matang agar dampak negatif, seperti gangguan ritme sirkadian dan kelelahan, dapat diminimalkan. Pengelolaan shift yang efektif akan mendukung operasional dan kesejahteraan karyawan.
Jika Anda mencari solusi untuk mengelola sistem kerja yang lebih efisien, teknologi dapat membantu. Lyrid Prima Indonesia menawarkan berbagai solusi teknologi, termasuk Smart Estate Management, Smart Attendance, dan ERP kustom, untuk membantu perusahaan Anda mengelola shift dan meningkatkan produktivitas.
Hubungi kami untuk solusi terbaik:
Pernahkah Anda merasa kehabisan stok di tengah-tengah musim ramai? Atau justru terjebak dengan terlalu banyak…
Pernah merasa bisnis Anda terjebak dalam keramaian pasar yang terlalu ramai? Mungkin saatnya Anda mempertimbangkan…
Industri real estate di Indonesia sedang berkembang pesat, dan banyak orang mulai meliriknya sebagai pilihan…
Bisnis online kini menjadi salah satu pilihan utama untuk memulai usaha. Salah satu model yang…
Teknologi rumah pintar (smart home) kini bukan lagi sekadar impian. Bayangkan rumah yang secara otomatis…
Pernahkah Anda ingin bekerja di balik layar aplikasi yang Anda gunakan sehari-hari? Profesi programmer kini…