Dalam dunia pekerjaan, ada banyak istilah yang terkait dengan gaji dan pendapatan. Salah satu istilah yang sering digunakan adalah “take home pay” atau pendapatan bersih.
Istilah ini mengacu pada jumlah uang yang diterima oleh seorang pekerja setelah semua potongan pajak dan potongan lainnya dikurangkan dari gaji kotor atau pendapatan bruto. Memahami konsep THP adalah penting bagi siapa pun yang ingin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang jumlah uang yang mereka hasilkan setelah potongan-potongan tersebut.
Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap apa itu take home pay dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi jumlahnya.
Baca juga: Pahami Sistem Payroll dalam Perusahaan
Take home pay adalah jumlah gaji atau pendapatan yang diterima oleh seorang individu setelah semua potongan pajak dan potongan lainnya telah dikurangkan dari pendapatan bruto atau gaji kotor. Ini merupakan jumlah uang yang sebenarnya akan tersedia bagi individu untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, membayar tagihan, menabung, atau menginvestasikan sesuai kebutuhan mereka.
Dalam banyak negara, pemberi kerja umumnya mengeluarkan slip gaji atau laporan gaji yang memperinci rincian pendapatan bruto dan potongan yang diterapkan untuk mencapai jumlah THP. Potongan-potongan tersebut dapat meliputi pajak penghasilan, potongan asuransi kesehatan, sumbangan pensiun, potongan sosial, atau potongan khusus lainnya.
THP atau take home pay adalah jumlah uang yang diterima oleh seorang individu setelah semua potongan pajak dan potongan lainnya dikurangkan dari pendapatan bruto atau gaji kotor. Ini adalah jumlah uang yang tersedia untuk digunakan individu dalam kehidupan sehari-hari.
Gaji pokok, di sisi lain, adalah jumlah uang yang disepakati antara pemberi kerja dan karyawan sebagai kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan sebelum potongan apa pun. Gaji pokok adalah jumlah uang sebelum dikurangi pajak, potongan asuransi, atau potongan lainnya.
Dengan demikian, perbedaan utama antara THP dan gaji pokok adalah bahwa THP adalah jumlah uang yang sebenarnya diterima oleh individu setelah semua potongan dikurangkan, sementara gaji pokok adalah jumlah uang sebelum potongan apa pun. Take home pay mencerminkan jumlah uang yang sebenarnya tersedia bagi individu untuk digunakan, sementara gaji pokok adalah dasar perhitungan potongan yang akan diterapkan.
Dalam hal penggajian karyawan, Pemerintah Indonesia telah mengatur secara terperinci dalam PP No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Dalam aturan tersebut, terdapat pula beberapa komponen THP yang perlu selalu diperhatikan.
Beberapa komponen umum take home pay adalah:
Komponen yang utama dalam THP adalah gaji pokok atau yang sering disebut upah rutin. Upah rutin ini merupakan besarnya gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja tiap bulannya.
Besaran gaji atau upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja sesuai dengan kontrak kerja antara tenaga kerja dan perusahaan. Jadi, hal ini berbeda dengan THP dimana di dalam THP terdapat upah rutin yang berupa gaji pokok yang harus dibayarkan oleh perusahaan tiap bulannya.
Tunjangan dalam THP dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan perusahaan dan perjanjian kerja yang berlaku. Biasanya, tunjangan ini diberikan sebagai bentuk kompensasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan karyawan di luar gaji pokok mereka.
Tunjangan ini juga dapat mempengaruhi jumlah pendapatan bersih yang diterima karyawan setelah potongan pajak dan potongan lainnya dikurangkan dari gaji bruto.
Dalam menghitung THP, terdapat komponen potongan yang perlu diperhatikan. Komponen dalam potongan ini bervariasi seperti BPJS Kesehatan, Jaminan Hari Tua (JHT), jaminan pensiun, hingga PPh 21.
Tentunya setiap perusahaan memiliki perhitungan komponen potongannya masing-masing. Misalnya saja, terdapat perusahaan yang memberikan tunjangan PPh 21 alih-alih sebagai potongan karyawan.
Umumnya perusahaan akan memberikan benefit wajib seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Namun, terdapat perusahaan yang memberikan benefit lainnya baik itu berupa finansial maupun non finansial.
Benefit ini umumnya telah disepakati di awal kontrak kerja. Sehingga, tenaga kerja dan perusahaan saling memahami benefit yang akan diberikan atau didapatkan.
Salah satu komponen perhitungan THP adalah kelebihan gaji. Hal ini merupakan gaji yang lebih yang diterima oleh tenaga kerja pada bulan berjalan. Sehingga di bulan selanjutnya gaji tenaga kerja tersebut harus mengalami pengurangan.
Dalam beberapa perusahaan, bonus merupakan salah satu komponen dalam perhitungan THP tenaga kerja. Hal ini terkait dengan kinerja dari karyawan yang bersangkutan.
Jika karyawan tersebut mendapatkan bonus pada bulan berjalan, maka THP pada bulan tersebut otomatis akan meningkat. Namun umumnya bonus ini akan diberikan sesuai dengan penilaian kinerja karyawan secara keseluruhan.
Untuk menghitung besaran THP yang Anda dapatkan setiap bulannya, pada dasarnya cukup mudah. Anda perlu mengetahui beberapa hal penting seperti besaran gaji pokok, tunjangan, dan potongan-potongan yang berjalan setiap bulannya.
Berikut rumus perhitunan THP adalah:
THP: (Gaji Pokok + Tunjangan + Pendapatan Lain) – (Potongan BPJS + PPh 21 + Potongan Lain)
Untuk semakin memahami perhitungan THP, simak ilustrasi perhitungan berikut ini:
Pak Heru bekerja di sebuah perusahaan dengan mendapatkan gaji pokok Rp5.000.000. Perusahaan Pak Heru memberikan beberapa tunjangan seperti tunjangan makan Rp600.000 dan tunjangan transportasi Rp1.000.000.
Untuk urusan potongan, Pak Heru dikenakan potongan sebesar Rp75.000 untuk iuran rutin BPJS Kesehatan dan Rp150.00 serta R100.000 masing-masing untuk Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Selain itu, terdapat potongan PPh 21 sebesar Rp250.000.
Dengan seluruh informasi di atas, maka perhitungan THP Pak Heru sebagai berikut:
THP: (Gaji Pokok + Tunjangan + Pendapatan Lain) – (Potongan BPJS + PPh 21 + Potongan Lain)
THP: (Rp5.000.000 + Rp600.000 + Rp1.000.000) – (Rp75.00 + Rp150.000 + Rp100.000 + Rp250.000)
THP: Rp6.000.000 – Rp575.000 = Rp5.425.000
Jadi, besaran take home pay yang diterima oleh Pak Heru tiap bulannya sebesar Rp5.425.000.
Berdasarkan bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa take home pay atau pendapatan bersih adalah jumlah uang yang diterima oleh seorang individu setelah potongan pajak dan potongan lainnya dikurangkan dari gaji bruto mereka. THP mencerminkan jumlah uang yang sebenarnya tersedia bagi individu untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Komponen dalam THP meliputi gaji bruto, potongan pajak penghasilan, potongan asuransi, potongan sosial, kontribusi pensiun dan investasi, serta potongan karyawan lainnya. Tarif pajak, peraturan perpajakan, dan kebijakan perusahaan dapat mempengaruhi besarnya take home pay seseorang.
Ketika teknologi semakin menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, voice assistant muncul sebagai solusi inovatif…
Pernahkah Anda bertanya-tanya, dari mana bisnis mendapatkan uang untuk tetap beroperasi? Atau bagaimana cara memastikan…
Dalam dunia kerja yang terus berkembang, efisiensi dan produktivitas menjadi dua aspek yang tidak bisa…
Dalam dunia bisnis, distribusi produk adalah salah satu aspek paling krusial untuk memastikan barang sampai…
Inventaris adalah bagian penting dari operasional bisnis yang tidak boleh diabaikan. Baik Anda menjalankan bisnis…
Engineering atau teknik adalah sebuah bidang yang memiliki peran sentral dalam kemajuan peradaban manusia. Dari…