Tidak sedikit usaha kecil-menengah masih mengandalkan pembukuan manual. Akibatnya, kesalahan pencatatan—mulai dari transaksi ganda hingga salah alokasi akun sering terjadi.
Debit dan kredit jadi tidak seimbang, laporan keuangan pun tidak valid. Akibatnya, keputusan bisnis bisa salah arah, bahkan berisiko terkena denda pajak atau kehilangan kepercayaan investor.
Laporan laba rugi berantakan, arus kas tak sinkron, dan pada akhirnya Anda kebingungan saat harus presentasi kepada pemangku kepentingan. Selain bikin pusing, ini juga membuang waktu dan biaya, padahal energi itu bisa digunakan untuk mengembangkan usaha.
Di sini, Anda akan memahami secara praktis cara membuat neraca saldo, menghindari kesalahan umum, dan melihat contoh nyata neraca saldo untuk berbagai jenis perusahaan. Setelah membaca, Anda akan siap melakukan pembukuan yang lebih rapi—tanpa drama selisih angka.
Neraca saldo, atau dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai trial balance, adalah laporan pembukuan yang memuat saldo akhir semua akun buku besar pada akhir periode akuntansi. Melalui neraca saldo, Anda dapat memastikan bahwa total debit sama dengan total kredit—yang jadi indikasi bahwa pencatatan transaksi di buku besar telah berjalan dengan benar.
Dikutip dari AccountingTools: “Neraca saldo adalah laporan akuntansi yang mencantumkan saldo akhir di setiap akun buku besar, menyajikan total untuk setiap akun aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.” Ini berarti, saat Anda menyusun neraca saldo, seluruh akun—dari kas, piutang, hingga beban operasional—dicatat di satu tempat agar mudah diverifikasi.
Perbedaan dengan Neraca Keuangan Resmi: Neraca saldo bersifat internal, hanya untuk kepentingan akuntan atau tim keuangan. Sedangkan neraca keuangan resmi (balance sheet) adalah laporan yang dipublikasikan untuk pemangku kepentingan eksternal seperti investor, bank, atau otoritas pajak.
Manfaat Langsung:
Memastikan kesamaan total debit dan kredit sebelum menyusun laporan akhir.
Menjadi lembar kerja sementara sebelum membuat laporan laba rugi, neraca keuangan, atau laporan arus kas.
Dengan memahami definisi di atas, Anda sudah punya gambaran mengapa neraca saldo jadi “wajib” dalam siklus akuntansi—tanpanya, laporan keuangan bisa menyesatkan dan berujung kerugian.
Neraca saldo berperan sebagai “penyaring” terakhir sebelum Anda menyusun laporan keuangan. Lewat fungsi-fungsinya, neraca saldo membantu akuntan dan manajer untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pencatatan.
1. Verifikasi Pencatatan Akuntansi
Neraca saldo memastikan bahwa setiap transaksi yang dicatat di buku jurnal dan diposting ke buku besar mempunyai keseimbangan antara debit dan kredit.
Contoh Praktis: Misalnya, terjadi transaksi penjualan sebesar Rp 1.000.000. Jika benar, neraca saldo akan menunjukkan peningkatan debit di akun “Kas” sebesar Rp 1.000.000 dan peningkatan kredit di akun “Penjualan” sebesar Rp 1.000.000. Dengan begitu, total debit tetap sama dengan total kredit.
Manfaat Utama:
Memudahkan akuntan menemukan jurnal yang terlewat (jurnal missing).
Mengidentifikasi transaksi ganda (double-entry error) sebelum laporan dibuat.
Mencegah data “misterius” yang tiba-tiba muncul karena kesalahan input.
2. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Neraca saldo yang sudah seimbang menjadi landasan wajib untuk menyusun:
Laporan Laba Rugi
Neraca Keuangan
Laporan Arus Kas
Jika neraca saldo tidak seimbang, hasil laporan laba rugi dan neraca keuangan bisa menyesatkan. Misalnya, pada perusahaan manufaktur, jika biaya produksi salah dialokasikan, laporan laba kotor bisa kelihatan terlalu tinggi—padahal sebenarnya biaya produksi belum masuk HPP (Harga Pokok Penjualan).
3. Alat Pengawasan dan Monitoring Internal
Dengan meninjau neraca saldo secara rutin, akuntan dapat:
Memantau saldo akun utama (kas, piutang, hutang) untuk deteksi dini anomali—misalnya saldo kas tiba-tiba minus tanpa sebab yang jelas.
Mengidentifikasi pola kesalahan yang sering terjadi—misalnya, mencatat beban operasional ke akun yang salah (beban gaji tercatat di beban iklan).
Mempermudah audit internal dan eksternal: misalnya, rekonsiliasi antara neraca saldo dan laporan bank, pengecekan silang antara buku besar dengan worksheet neraca saldo.
Singkatnya, fungsi neraca saldo tidak hanya soal hitung-hitungan, tapi juga soal kontrol mutu agar laporan keuangan Anda selalu akurat.
Tidak semua neraca saldo tampil sama—ada tiga versi utama yang mencerminkan tahapan dalam siklus akuntansi.
1. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (Unadjusted)
Kapan Disusun? Setelah semua transaksi harian diposting ke buku besar, tetapi sebelum penyesuaian akhir dilakukan.
Fungsi Utama:
Menentukan jika ada kesalahan posting awal di buku besar—misalnya saldo kas yang belum sesuai dengan catatan piutang.
Membantu proses audit laporan keuangan awal, karena auditor dapat melihat neraca saldo unadjusted untuk memeriksa validitas data dasar.
Contoh Kasus Singkat: Anda memindahkan semua transaksi ke buku besar pada akhir bulan, tapi belum ada entri penyusutan. Neraca saldo unadjusted akan memperlihatkan akun “Aset Tetap” secara penuh tanpa penyusutan. Jika hasil saldo debit dan kredit tidak sesuai, itu indikasi ada transaksi yang terlewat atau salah posting.
2. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted)
Kapan Disusun? Setelah melakukan entri penyesuaian di akun-akun tertentu.
Penyesuaian Umum:
Penyusutan Aset (contoh: beban penyusutan peralatan).
Amortisasi (contoh: amortisasi biaya lisensi).
Pendapatan yang Tertunda (contoh: pendapatan diterima di muka).
Manfaat:
Laporan keuangan jadi mencerminkan kondisi yang nyata—karena saldo akun sudah diperbarui dengan entri-akrual yang tepat.
Contoh pada PT Produksi Jaya: Misalnya, PT Produksi Jaya mencatat pembelian bahan baku Rp 300.000.000. Setelah proses akuntansi, terdapat persediaan akhir senilai Rp 50.000.000. Dengan menyesuaikan akun Persediaan, neraca saldo adjusted akan mencerminkan biaya bahan baku yang sesungguhnya terpakai pada periode berjalan.
3. Neraca Saldo Penutup (Post-Closing)
Kapan Disusun? Tahap paling akhir dalam satu siklus akuntansi, setelah seluruh jurnal penutup (closing entries) dimasukkan.
Karakteristik:
Akun nominal (pendapatan, beban) telah “dikosongkan” dan dipindahkan ke akun Retained Earnings atau laba ditahan/modal.
Neraca saldo penutup hanya menunjukkan akun permanen (aset, kewajiban, modal) beserta saldonya.
Tujuan:
Memberikan saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya—pastikan semuanya sudah reset dan siap dipakai.
Contoh Sederhana: Jika laba bersih tahun berjalan Rp 100.000.000 telah dipindahkan ke Retained Earnings, neraca saldo penutup tidak lagi menampilkan akun pendapatan atau beban, melainkan menunjukkan saldo akun Retained Earnings dan akun-akun aset, kewajiban, atau modal lainnya saja.
Di bagian ini, kita akan membahas urutan detail untuk menyusun neraca saldo secara manual. Setiap langkah harus dilakukan teliti agar tidak ada transaksi yang terlewat atau salah alokasi akun.
1. Mencatat Transaksi ke Buku Jurnal
Penjelasan Umum: Semua transaksi—mulai dari pembelian, penjualan, penerimaan, hingga pembayaran—dicatat di buku jurnal dengan prinsip debit = kredit.
Contoh Format Entri Jurnal:
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
02 Maret
Kas
111
20.000.000
Modal
301
20.000.000
03 Maret
Sewa Dibayar Dimuka
114
4.000.000
Kas
111
4.000.000
Entri pertama: Kas bertambah (Debit Kas), Modal bertambah (Kredit Modal).
Penjelasan Umum: Pindahkan setiap entri jurnal ke akun buku besar yang sesuai dengan kode akun.
Detail:
Setiap akun (contoh: Kas, Piutang, Beban Gaji) memiliki halaman tersendiri yang mencatat Debit, Kredit, dan Saldo Berjalan.
Proses posting harus akurat: jika jurnal menyebutkan akun “Kas”, maka saldo Kas di buku besar perlu diperbarui dengan menambah angka di kolom debit atau kredit.
Contoh Rekaman di Akun “Kas”:
Tanggal
Keterangan
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
02 Maret
Modal Disetor
20.000.000
20.000.000
03 Maret
Bayar Sewa Dibayar Dimuka
4.000.000
16.000.000
10 Maret
Terima Penjualan Tunai
10.000.000
26.000.000
Baris pertama: Modal masuk ke Kas → saldo Kas jadi Rp 20.000.000.
Baris kedua: Pembayaran sewa dimuka dialokasikan, Kas keluar Rp 4.000.000 → saldo Kas turun menjadi Rp 16.000.000.
Baris ketiga: Penjualan menghasilkan penerimaan kas Rp 10.000.000 → saldo Kas naik menjadi Rp 26.000.000.
3. Menyiapkan Lembar Kerja Neraca Saldo
Penjelasan Umum: Buat worksheet (lembar kerja) terpisah dengan kolom-kolom sebagai berikut:
Nomor Akun
Nama Akun
Saldo Debit
Saldo Kredit
Langkah Teknikal:
Ambil saldo akhir dari setiap akun buku besar.
Jika saldo akhir bersifat debit, tulis di kolom Saldo Debit.
Jika saldo akhir bersifat kredit, tulis di kolom Saldo Kredit.
Contoh Tampilan Worksheet Neraca Saldo:
No
Nama Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
101
Kas
26.000.000
201
Sewa Dibayar Dimuka
4.000.000
301
Modal
20.000.000
401
Pendapatan Jasa
10.000.000
Total
30.000.000
30.000.000
4. Menjumlahkan Kolom Debit dan Kredit
Penjelasan Umum: Jumlahkan semua angka di kolom Debit dan Kredit.
Langkah-langkah:
Hitung total kolom Saldo Debit → misalnya, Rp 30.000.000.
Hitung total kolom Saldo Kredit → misalnya, Rp 30.000.000.
Pastikan total Debit = total Kredit.
Jika Tidak Seimbang:
Cek ulang posting di buku besar: Apakah ada transaksi yang terlewat atau dicatat dua kali?
Periksa kembali jurnal penyesuaian: Mungkin ada entri akrual (beban gaji, penyusutan) yang belum dimasukkan.
Contoh kesalahan: Beban gaji Rp 15.000.000 tapi hanya dicatat di kolom debit tanpa memasukkan kredit di akun Hutang Gaji → membuat neraca saldo tidak seimbang.
5. Penyesuaian dan Penutupan Neraca
Penyesuaian (Adjusted Entries):
Penyusutan Aset (contoh: beban penyusutan peralatan Rp 5.000.000).
Biaya Akrual (contoh: beban gaji Rp 10.000.000 yang belum dibayar).
Pendapatan yang Diterima di Muka (contoh: pendapatan jasa diterima di muka Rp 20.000.000).
Setelah entri penyesuaian, perbarui worksheet neraca saldo dan hitung ulang total kolom debit dan kredit.
Penutupan Neraca (Closing Entries):
Tutup akun pendapatan ke akun Laba Ditahan (Retained Earnings).
Tutup akun beban ke akun Laba Ditahan (Retained Earnings).
Setelah itu, neraca saldo penutup hanya akan menampilkan akun permanen (aset, kewajiban, modal).
Hasil Akhir: Neraca saldo penutup siap menjadi saldo awal periode berikutnya, memastikan semua akun nominal sudah “bersih” (nol) dan tidak ada entri yang tertinggal.
Manfaat Menggunakan Software Akuntansi untuk Bisnis Anda
Setelah memahami neraca saldo—mulai dari definisi, fungsi, jenis-jenis, langkah-langkah penyusunan, hingga contoh praktik—Anda mungkin berpikir: Bagaimana cara mengimplementsikan semua ini tanpa repot menghitung manual? Jawabannya adalah menggunakan software akuntansi.
Agar bisnis Anda terhindar dari kesalahan pencatatan dan proses akuntansi yang memakan waktu, pertimbangkan jasa pembuatan sistem akuntansi kustom dari Lyrid Prima Indonesia.
Lyrid Prima Indonesia adalah perusahaan konsultan IT dan pengembang perangkat lunak yang sudah berpengalaman sejak 2018. Tim profesional kami memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman di bidang: