fbpx

Mengenal Hacker: Jenis – jenisnya dan Apa Saja Teknik yang Digunakan

Hacker adalah sebuah istilah yang sudah sangat dikenal di dunia teknologi, mengacu kepada seorang individu yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk mengakses sistem komputer dan jaringan dan memasukinya dengan cara yang tidak konvensional. Istilah hacker atau peretas pada awalnya menggambarkan orang – orang yang memiliki dedikasi sangat tinggi untuk menggali sebuah potensi teknologi komputer. Seiring berjalannya waktu, istilah hacker menjadi lebih luas. Sekarang ini, istilah hacker mengacu kepada seseorang yang menguasai keamanan sistem komputer dan jaringan. Mereka memiliki kemampuan untuk mengeksplor, menguji, menyerang atau melindungi sistem komputer.

Hacker ada yang berniat baik tetapi juga ada yang berniat jahat

Penting untuk membedakan istilah hacker dan cracker. Hacker adalah seseorang yang memiliki keahlian untuk mengakses sistem komputer dan mencari celah keamanan dengan tujuan untuk meningkatkan sistem keamanan komputer. Sedangkan cracker adalah seorang individu yang juga memiliki kemampuan untuk mencari celah keamanan sistem komputer dan memasukinya. Tetapi, tujuan mereka biasanya tidak baik seperti mencuri data sensitif, menyebabkan kerusakan, atau mendapatkan akses yang tidak sah. Hacker bertujuan untuk meningkatkan keamanan siber sedangkan cracker bertujuan untuk melakukan kejahatan siber.

Klasifikasi Hacker Berdasarkan Niat dan Tujuan

Hacker dapat diklasifikasikan berdasarkan niat dan tujuan dalam pertasan. Tipologi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang jenis – jenis peretas berdasarkan niat dan tujuannya. Berikut adalah 3 jenis hacker yang umum diketahui:

1.White Hat Hacker

Dikenal juga sebagai ethical hacker dimana mereka memiliki tujuan yang baik. Ethical hacker memiliki izin untuk melakukan peretasan dan tujuan mereka adalah untuk mencari celah keamanan yang kemudian akan dijadikan referensi untuk meningkatkan sistem keamanan suatu jaringan. Mereka bekerja untuk organisasi atau perusahaan untuk menguji sistem keamanan sebuah organisasi atau perusahaan dan memberikan saran untuk meningkatkan keamanan.

2.Black Hat Hacker

Merekalah para peretas yang disebut sebagai cracker, yaitu para peretas yang meretas dengan tujuan yang jahat. Mereka terlibat dalam kejahatan siber seperti pencurian data, penipuan, hingga menyebabkan kerusakan pada sistem.

3.Gray Hat Hacker

Mereka adalah peretas yang berada di tengah – tengah antara white hat dan black hat. Kegiatan peretasan yang dilakukan tidak selalu ilegal tetapi juga tidak selalu legal. Sehingga, mereka disebut gray hat karena berada pada zona abu – abu.

Memahami tipologi peretas ini penting agar masyarakat dapat mengenali perbedaan niat dan tujuan dibalik peretasan yang dilakukan oleh seorang peretas. Meskipun peretas biasanya dikaitkan dengan kejahatan siber yang ilegal, tetapi sebagian melakukan peretasan untuk tujuan yang baik.

Motivasi Seorang Hacker

Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk menjadi seorang hacker. Salah satunya adalah rasa keingintahuan yang kuat terhadap sebuah teknologi atau sistem komputer. Sehingga, rasa ingin tahu yang kuat ini membuat mereka ingin memahami lebih dalam bagaimana sebuah sistem bisa berfungsi. Tantangan intelektual juga menjadi sebuah faktor dimana seorang peretas senang menguji kemampuannya dengan melakukan peretasan. Para peretas seringkali ingin memahami dengan lebih baik tentang sebuah teknologi dan sistem komputer yang sedang dihadapi. Sehingga, mereka melakukan peretasan untuk menguji batas keamanan dan menemukan celah yang ada.

Berbagai aspek seperti teknis, politik, dan sosial juga mempengaruhi motivasi seorang hacker. Dalam aspek teknis, mereka tertarik untuk meningkatkan keterampilan mereka mempelajari sebuah sistem komputer dan jaringan yang kompleks. Sedangkan dalam aspek politik, mereka seringkali memiliki motif ideologi dan terlibat aktivitas peretasan yang berhubungan dengan politik, seperti membobol situs web pemerintah atau lembaga tertentu. Aspek sosial juga berpengaruh dimana banyak peretas yang terlibat dalam gerakan – gerakan aktivisme dan melakukan peretasan untuk tujuan sosial dan politik yang lebih luas. Pemahaman tentang faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi seorang peretas ini penting untuk menggambarkan kompleksitas dan beragam alasan di balik aktivitas seorang peretas.

Memahami Etika Seorang Hacker

Komunitas hacker sendiri memiliki kode etik yang dianut secara luas. Prinsip utama adalah saling menjaga privasi dan kebebasan informasi. Seorang hacker yang etis memahami pentingnya hak privasi individu dan kebebasan berekspresi di dunia maya. Sehingga, mereka akan bertanggung jawab dalam menggunakan kemampuan meretas mereka. Peretas yang etis memiliki tanggung jawab untuk menggunakan keterampilan mereka untuk tujuan yang positif seperti melindungi sebuah sistem komputer dan jaringan serta memberikan saran peningkatan keamanan.

Baca Juga Artikel Mengenai Security Engineer, Profesi IT yang Bertugas Menjaga Keamanan Sistem Komputer dan Jaringan

Banyak pandangan yang berpendapat bahwa aktivitas para peretas bersifat ilegal dan melanggar etika. Tetapi, banyak juga yang berpandangan bahwa banyak hacker yang melakukan aktivitasnya untuk tujuan yang baik. Oleh karena itu, para peretas dibagi klasifikasinya dengan istilah white hat, black hat, atau grey hat. Meskipun tidak bisa dipungkiri, banyak aktivitas – aktivitas peretas yang ilegal seperti pencurian data dan perusakan sistem.

Oleh karena itu, komunitas hacker berperan penting untuk mengedepankan etika. Mereka membentuk forum diskusi hingga organisasi untuk mendukung pengembangan peretas yang etis. Komunitas inilah yang berperan dalam memberikan edukasi dan bimbingan untuk para peretas agar betindak secara bertanggung jawab. Mereka juga berperan untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan siber dan menyorit isu – isu yang berkaitan dengan etika hacker. Dengan adanya komunitas yang kuat, maka akan tercipta lingkungan yang positif dimana para peretas dapat berupaya secara kolektif untuk meningkatkan keamanan dan privasi di dunia digital.

Teknik dan Metode yang Digunakan oleh Hacker

A. Phishing: Salah satu teknik yang sering digunakan oleh hacker adalah phishing. Phishing melibatkan upaya untuk menipu pengguna dengan membuat situs web atau pesan yang terlihat seperti aslinya untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi. Hacker menggunakan manipulasi psikologis dan sosial untuk memancing pengguna agar memberikan informasi mereka secara sukarela. Phishing dapat dilakukan melalui email, pesan instan, atau bahkan panggilan telepon palsu.

1.Phising

Salah satu teknik yang banyak digunakan oleh seorang peretas adalah phising. Teknik ini adalah sebuah teknik penipuan dimana seorang hacker berusaha untuk menipu pengguna dengan membuat situs web atau pesan yang terlihat seperti asli untuk mencuri informasi yang sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan data pribadi lainnya. Teknik ini memanfaatkan psikologis korban untuk memancing mereka memberikan informasi pribadi secara sukarela. Phising memiliki banyak bentuk seperti email, pesan instan, atau bahkan panggilan telepon palsu.

2. Serangan DDos

Serangan DDos (Distributed Denial of Service) adalah sebuah metode menghancurkan akses ke sebuah situs web dengan membanjiri server dengan trafik yang tidak normal. Hacker menggunakan jaringan komputer yang dikendalikan dari berbagai lokasi untuk secara bersamaan mengirimkan request kepada server yang menjadi target. Sehingga, server menjadi tidak responsif dan tidak dapat melayani pengguna sah. Metode ini dilakukan untuk melakukan perusakan, pemerasan, atau mengganggu operasi bisnis.

3. Peretasan Kata Sandi

Peretasan kata sandi juga merupakan metode yang umum digunakan oleh hacker. Dalam metode ini, hacker berusaha menebak atau mendapatkan akses kata sandi pengguna dengan teknik seperti brute force. Seorang hacker menggunakan perangkat lunak yang secara khusus dapat memanfaatkan celah kemanan sistem untuk mendapatkan akses yang tidak sah. Setelah berhasil mendapatkan kata sandi, hacker dapat melakukan aktivitas ilegal seperti mencuri data atau mengubah informasi.

4. Eksploitasi Celah Keamanan

Eksploitas ketentanan juga merupakan sebuah teknik yang dilakukan untuk meretas sistem. Kerentanan atau celah dalam sebuah sistem dapat dieksploitas utnuk mendapatkan akses yang ilegal. Hacker menggunakan alat atau teknik khusus untuk mencari dan memanfaatkan celah kerentanan dalam sebuah perangkat lunak, sistem operasi, atau protokol jaringan. Dengan memanfaatkan celah ini, hacker bisa mendapatkan kontrol penuh atas sistem target, menginstal perangkat lunak berbahaya hingga mencuri data sensitif.

Pemahaman tentang teknik dan metode yang digunakan oleh peretas menjadi penting agar masyarakat dapat mengetahui apa saja ancaman yang ada dalam keamanan siber. Sangat penting bagi pengguna untuk memiliki kesadaran yang tinggi tentang keamanan siber. Sangat penting untuk menghindari mengklik tautan yang mencurigakan, menggunakan kata sandi yang kuar, dan memperbarui sistem perangkat lunak secara teratur.

Dampak dan Implikasi dari Serangan Siber yang dilakukan Hacker

Serangan hacker dapat bertampak terhadap individu dan organisasi. Individu maupun organisasi dapat mengalmi kerugian. Pencurian identitas, kehilangan data pribadi, maupun kerugian finansial adalah dampak yang tentunya sangat meresahkan. Oleh karena itu, keamanan siber terus menerus harus ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi. Hacker yang berniat jahat terus mencari cara baru untuk melanggar sistem dan mencuri data.

Oleh karena itu, upaya perlindungan dari serangan siber harus lebih ditingkatkan lagi. Peran white hat hacker atau peretas yang memiliki niat dan tujuan baik sangatlah dibutuhkan. Mereka dapat membantu menemukan celah keamanan dalam sistem dan memberikan saran – saran untuk menutup celah tersebut serta meningkatkan keamanan. Kerjasama antara organisasi atau perusahaan dengan para peretas etis dalam hal tes penetrasi dapat membantu melindungi sistem dari serangan yang mungkin terjadi. Peretas etis juga dapat mengungkapkan kerentanan kepada pihak berwenang agar tindakan preventif dapat dilakukan.