Gudang menumpuk barang yang tak kunjung terpakai, lini produksi tersendat hanya gara-gara satu baut sepele hilang, sedangkan biaya sewa ruang makin meroket—situasi ini bikin kepala divisi supply chain pusing bukan main.
Saat stok salah urus, pelanggan pun kabur karena lead-time molor; tim purchasing terpaksa lembur bak pemadam kebakaran, memesan apa saja “asal cepat sampai”.
Material Requirements Planning (Sistem MRP) hadir sebagai algoritma cerdas: ia memadukan Master Production Schedule, Bill of Materials, dan data inventaris real-time.
Dampaknya adalah bahan tiba tepat ketika dibutuhkan—tidak lebih, tidak kurang—sehingga gudang kembali lapang, produksi lancar, dan dompet perusahaan ikut tersenyum. Yuk simak lebih dalam tentang sistem MRP!
Sistem MRP adalah metode terkomputerisasi untuk menjawab tiga pertanyaan krusial produksi: apa yang dibutuhkan, berapa banyak, dan kapan tepatnya dibutuhkan. MRP pertama kali diusung oleh Joseph Orlicky (IBM, 1964) sebagai MRP I.
Evolusinya melahirkan MRP II (menambah perencanaan kapasitas), lalu ERP (Enterprise Resource Planning) yang mencakup keuangan & HR, dan terbaru DDMRP yang menambahkan buffer dinamis berbasis permintaan.
Push vs Pull. MRP bersifat “push”: rencana produksi mendorong pembelian bahan. Berbeda dengan Just-in-Time (JIT) yang menarik bahan berdasarkan konsumsi aktual.
Kapan MRP cocok? Saat volume pesanan variatif, item BOM kompleks, dan lead-time pemasok panjang—misalnya elektronik, FMCG, distributor farmasi, restoran berskala waralaba, hingga rumah sakit yang mengelola kit operasi.
Baca Juga: Pahami Tips Memilih Software Pabrik yang Tepat bagi Anda
MRP tak ubahnya Google Maps: ia butuh peta, posisi, dan rute agar petunjuknya valid. Empat “batu bata” di bawah adalah fondasinya.
MPS merinci berapa unit produk jadi yang harus dirakit di setiap jendela waktu—biasanya mingguan atau bulanan. Misalnya, target laptop seri X bulan Juli:
Minggu | Unit |
---|---|
1 | 250 |
2 | 250 |
3 | 250 |
4 | 250 |
MPS yang akurat membuat pemasok chipset, layar, dan baterai dapat menjadwalkan pengiriman tanpa “masalah” dadakan.
BOM adalah pohon keluarga produk:
Level 0 = Laptop; Level 1 = Motherboard; Level 2 = IC, kapasitor, sekrup.
Perubahan desain casing plastik ke aluminium wajib dikelola lewat Engineering Change Order (ECO) agar seluruh hitungan MRP ikut diperbarui.
File ini menyimpan kuantitas on-hand, on-order dan safety stock. Integrasi barcode atau IoT sensor meminimalkan selisih. Ingat adagium Garbage In, Garbage Out—kesalahan data stok langsung meracuni perhitungan MRP.
Pabrik biasanya menghadapi dua lead-time: produksi internal dan pembelian. Contoh, prosesor impor 45 hari, sedangkan kabel lokal cukup 5 hari. Safety stock dihitung dari variasi demand dan lead-time:
Safety Stock = Z × σdemand × √Lead Time
Baca Juga: Manajemen Logistik Adalah? Ini Fungsi dan Contohnya
Bayangkan mesin kopi otomatis: resep masuk, tombol ditekan, jadwal PO & WO keluar.
Kebutuhan kotor 1.000 keyboard
− Stok on-hand 200
− PO di jalan 300
= Kebutuhan bersih 500
Metode bisa EOQ, Lot-For-Lot, atau MOQ. EOQ menyeimbangkan biaya pesan vs biaya simpan; Lot-For-Lot cocok bila gudang sempit.
MRP menghitung mundur dari due-date produk akhir. Bila laptop harus ship 31 Juli dan chipset perlu 45 hari, PO terakhir chipset harus dikirim 16 Juni (plus buffer).
MRP “meledakkan” kebutuhan bersih ke tiap resistor dan sekrup lewat pohon BOM. Diagram hierarki menjamin tak ada komponen tercecer.
Demand naik 20 %? Perusahaan cukup re-run MRP setiap malam. Sistem memuntahkan exception message: expedite prosesor, cancel engsel, atau delay PO sekrup.
Baca Juga: Rekomendasi Software Inventory System untuk Manufaktur
Tidak semua item cocok satu rumus; inilah kotak peralatan kuantitas MRP.
Metode | Prinsip & Kegunaan Singkat |
---|---|
EOQ | √(2DS/H); demand stabil, biaya pesan tinggi |
Reorder Point | ROP = demand harian × lead-time + safety stock |
Dynamic Lot Sizing | Algoritma periodik; cocok demand fluktuatif |
Silver-Meal Heuristic | Minimasi biaya rata-rata per periode |
JIT + Kanban | Tarik bahan berdasar kartu kanban; rawan bila demand volatil |
Backflushing | Kurangi stok otomatis saat WO selesai; ayo dipakai pada lini produksi berulang |
Berdasarkan implementasi di lapangan, penerapan sistem MRP secara konsisten menunjukkan dampak langsung terhadap efisiensi, biaya operasional, hingga kepuasan pelanggan.
Salah satu keunggulan utama MRP adalah kemampuannya mengurangi stok berlebih dan memperbaiki rotasi persediaan. Dengan bahan baku yang datang tepat waktu dan dalam jumlah yang memang dibutuhkan, perusahaan tak perlu lagi menyewa gudang tambahan atau membayar biaya penyimpanan sia-sia.
Saat sistem MRP bekerja optimal, lead time produksi ikut menurun. Sektor manufaktur elektronik (produksi laptop) berpotensi memangkas waktu throughput dari 15 hari menjadi 9 hari.
Hal ini dimungkinkan karena sistem mampu menyusun urutan kerja yang realistis berdasarkan real-time stock dan lead time supplier, sehingga bottleneck bisa diantisipasi sebelum terjadi.
MRP bukan cuma soal barang, tapi juga soal orang dan alat. Setelah sistem dijalankan, perusahaan berpotensi meningkatkan utilisasi mesin injeksi plastik sekitar 10%.
Operator jadi tidak perlu menunggu material datang atau memulai pekerjaan yang ujungnya tertunda karena komponen belum lengkap. Bahkan jumlah jam lembur pun berkurang karena jadwal kerja jadi lebih stabil dan bisa direncanakan sejak awal.
MRP menyediakan dashboard interaktif yang memperingatkan tim saat terjadi potensi shortage atau kelebihan stok. Dengan alert dini (misalnya saat stok hanya cukup untuk 7 hari ke depan), tim purchasing bisa segera bertindak sebelum gangguan muncul. Ini jauh lebih baik dibandingkan pendekatan reaktif yang kerap mengakibatkan pembelian panik atau produksi terhenti mendadak.
Semua manfaat di atas bermuara pada satu tujuan: pengiriman yang tepat waktu dan lengkap. Dengan sistem yang tertata dan terprediksi, tingkat On-Time In-Full (OTIF) delivery perusahaan bisa melonjak hingga lebih dari 95%. Efek dominonya terasa ke rating marketplace yang naik, repeat order dari pelanggan lama, dan reputasi brand yang makin kuat.
Baca Juga: Manajemen Logistik Adalah? Ini Fungsi dan Contohnya
Aspek | MRP I/II | ERP | DDMRP |
---|---|---|---|
Fokus utama | Bahan & jadwal produksi | Semua fungsi bisnis | Buffer dinamis berdasar permintaan |
Cakupan modul | MPS, BOM, stok | Keuangan, HR, CRM, dll. | MRP + lokasi buffer |
Kelebihan | Cepat diimplementasi, spesifik manufaktur | Integrasi menyeluruh | Respons cepat fluktuasi permintaan |
Keterbatasan | Abaikan data keuangan/HR | Biaya & kompleksitas tinggi | Adopsi masih terbatas |
Kapan dipilih | UKM manufaktur, pilot project | Mid-large enterprise | Industri variabilitas tinggi |
Baca Juga: ERP Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Cara Kerjanya
Sistem MRP terbukti mengurangi stok berlebih, menertibkan jadwal produksi, serta memberi data akurat untuk keputusan taktis dan strategis. Sebelum menentukan vendor:
“Jika Anda butuh solusi yang tidak sekadar plug-and-play, tim kami di Lyrid Prima Indonesia siap merancang MRP, ERP, atau CRM full-custom—mulai analisis kebutuhan, desain arsitektur, coding, hingga deploy dan training.”
Ingin berdiskusi? Klik WhatsApp kami untuk konsultasi gratis. Kami senang membantu produksi Anda melesat—tanpa masalah stok!
Email: marketing@lyrid.co.id
Telepon: (021) 588-5880
WhatsApp: +62 877 6596 6450
Alamat: Galeri Niaga Mediterania II J8-O/P, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, 14460
Bingung membedakan istilah RFQ, RFP, dan RFI dalam proses pengadaan? Anda tidak sendirian. Salah memilih…
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang terus bergerak cepat, pemilihan bahasa pemrograman adalah keputusan strategis.…
Dalam lanskap teknologi yang terus berkembang pesat, karir di bidang pengembangan perangkat lunak menjadi semakin…
Dunia digital terus berevolusi, membawa kita ke ambang pengalaman yang dulunya hanya ada dalam fiksi…
Banyak bisnis, apalagi yang baru mulai atau yang belum "melek digital", sering kewalahan menghadapi perubahan…
Structured Query Language, atau yang lebih dikenal dengan singkatan SQL, adalah bahasa standar yang digunakan…