fbpx

Amortisasi: Definisi, Manfaat, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Amortisasi adalah proses pengalokasian biaya aset yang dibeli dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, aset tersebut dapat berupa properti, tanah, peralatan, atau bahkan hak paten.

Tujuan utama dari amortisasi adalah untuk mencerminkan penurunan nilai aset tersebut seiring berjalannya waktu.

Dalam artikel ini, kita akan membahas definisi, manfaat, contoh, dan cara menghitung amortisasi. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Baca juga: Pahami Siklus Akuntansi Beserta Tahapannya

Definisi Amortisasi

Amortisasi Adalah

Amortisasi adalah metode akuntansi yang digunakan untuk mengalokasikan biaya aset yang dibeli dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya aset tersebut dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal sebagai “angsuran” atau “pembayaran”. Setiap angsuran ini kemudian diakui sebagai biaya dalam laporan keuangan perusahaan.

Hal ini membantu perusahaan dalam menghindari beban biaya yang terlalu besar pada saat pembelian aset tersebut. Selain itu, amortisasi juga membantu perusahaan dalam mencerminkan penurunan nilai aset seiring berjalannya waktu.

Manfaat Amortisasi

Amortisasi memiliki beberapa manfaat yang penting bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan amortisasi:

  1. Pengakuan Biaya Secara Teratur: Dengan menggunakan amortisasi, perusahaan dapat mengakui biaya aset secara teratur selama masa manfaatnya. Hal ini membantu perusahaan dalam menghindari beban biaya yang terlalu besar pada saat pembelian aset tersebut.
  2. Penyusutan Nilai Aset: Amortisasi juga membantu perusahaan dalam mencerminkan penurunan nilai aset seiring berjalannya waktu. Dengan mengalokasikan biaya aset secara bertahap, perusahaan dapat mengakui penurunan nilai aset tersebut secara akurat dalam laporan keuangan.
  3. Pengelolaan Arus Kas: Dengan menggunakan amortisasi, perusahaan dapat mengelola arus kas dengan lebih baik. Pembayaran angsuran yang teratur membantu perusahaan dalam merencanakan pengeluaran keuangan jangka panjang dengan lebih baik.

Metode-Metode Amortisasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung amortisasi, di antaranya adalah:

  1. Metode Garis Lurus: Metode ini adalah metode yang paling umum digunakan untuk menghitung amortisasi. Dalam metode ini, biaya aset dibagi dengan masa manfaatnya untuk menghasilkan biaya amortisasi tahunan yang konstan.
  2. Metode Saldo Menurun: Metode ini menghasilkan biaya amortisasi yang lebih tinggi pada awal masa manfaat aset dan biaya yang lebih rendah pada akhir masa manfaatnya. Dalam metode ini, biaya aset dikalikan dengan persentase tetap yang menurun setiap tahun.
  3. Metode Unit Produksi: Metode ini digunakan untuk menghitung amortisasi aset yang digunakan dalam produksi barang atau jasa. Dalam metode ini, biaya aset dibagi dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan selama masa manfaatnya.

Penting untuk dicatat bahwa metode amortisasi yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan persyaratan akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih metode yang paling sesuai untuk kebutuhan mereka dan memastikan bahwa metode tersebut sesuai dengan persyaratan akuntansi yang berlaku.

Contoh Amortisasi

Misalkan sebuah perusahaan membeli mesin senilai Rp 100.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun. Dalam hal ini, perusahaan dapat menggunakan metode amortisasi garis lurus untuk mengalokasikan biaya aset tersebut. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan akan mengalokasikan biaya sebesar Rp 20.000.000 per tahun selama 5 tahun.Tabel berikut menunjukkan contoh amortisasi untuk mesin tersebut:

TahunBiaya AsetAmortisasi Tahunan
1Rp 100.000.000Rp 20.000.000
2Rp 100.000.000Rp 20.000.000
3Rp 100.000.000Rp 20.000.000
4Rp 100.000.000Rp 20.000.000
5Rp 100.000.000Rp 20.000.000

Dengan menggunakan metode amortisasi garis lurus, perusahaan akan mengakui biaya amortisasi sebesar Rp 20.000.000 setiap tahun selama 5 tahun.

Cara Menghitung Amortisasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung amortisasi, termasuk metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. Di bawah ini adalah langkah-langkah umum untuk menghitung amortisasi menggunakan metode garis lurus:

  1. Langkah 1: Tentukan biaya aset dan masa manfaatnya. Misalnya, biaya aset adalah Rp 100.000.000 dan masa manfaatnya adalah 5 tahun.
  2. Langkah 2: Hitung amortisasi tahunan dengan membagi biaya aset dengan masa manfaatnya. Dalam contoh ini, Rp 100.000.000 dibagi dengan 5 tahun, menghasilkan Rp 20.000.000 per tahun.
  3. Langkah 3: Catat amortisasi tahunan dalam laporan keuangan perusahaan.
  4. Langkah 4: Ulangi langkah-langkah di atas untuk setiap tahun masa manfaat aset.

Penting untuk dicatat bahwa metode amortisasi yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan persyaratan akuntansi yang berlaku.

Kesimpulan

Amortisasi adalah proses pengalokasian biaya aset dalam jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan metode amortisasi, perusahaan dapat mengakui biaya aset secara teratur, mencerminkan penurunan nilai aset, dan mengelola arus kas dengan lebih baik.

Contoh penggunaan amortisasi adalah dengan menghitung pembayaran angsuran tahunan untuk aset yang dibeli. Metode amortisasi yang umum digunakan adalah metode garis lurus. Dengan memahami konsep dan manfaat amortisasi, perusahaan dapat mengelola aset mereka dengan lebih efisien dan akurat.