fbpx

Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenisnya

Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Perrbandingan ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, termasuk kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, menghasilkan laba, dan mengelola aset.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, fungsi, dan jenis-jenis rasio keuangan. Simak ulasan artikel berikut ini!

Baca juga: Siklus Akuntansi Adalah: Pahami Pengertian dan Tahapannya

Pengertian Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau lebih angka keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Perbandingan keuangan dapat digunakan untuk mengukur berbagai aspek kinerja keuangan, seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan efisiensi.

Hal ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dibandingkan hanya dengan melihat angka-angka keuangan secara terpisah. Dengan menggunakan perbandingan keuangan, perusahaan dapat mengetahui seberapa efektif dan efisien penggunaan aset, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, penggunaan perbandingan keuangan sangat penting dalam analisis keuangan suatu perusahaan.

Jenis-jenis Rasio Keuangan

Berikut adalah beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek. Beberapa contoh rasio likuiditas adalah rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang. Beberapa contoh rasio solvabilitas adalah rasio utang terhadap ekuitas, rasio utang terhadap aset, dan rasio bunga yang ditutupi.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Beberapa contoh rasio profitabilitas adalah rasio laba kotor, rasio laba bersih, dan rasio marjin laba.

4. Rasio Efesiensi

Rasio efisiensi digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan. Beberapa contoh rasio efisiensi adalah rasio putaran aset, rasio putaran piutang, dan rasio putaran persediaan.

Fungsi Rasio Keuangan

Rasio keuangan memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

1. Mengukur Kinerja Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Perbandingan keuangan dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, termasuk kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, menghasilkan laba, dan mengelola aset.

2. Membandingkan Kinerja Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan industri yang sama. Dengan membandingkan perbandingan keuangan, perusahaan dapat mengetahui apakah kinerja keuangan mereka lebih baik atau lebih buruk dari perusahaan sejenis atau industri yang sama.

3. Membantu Pengambilan Keputusan

Perbandingan keuangan dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui perbandingan keuangan, manajemen perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan investasi, pembiayaan, dan pengelolaan aset.

Rumus-rumus Rasio Keuangan

Perbandingan keuangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Berikut adalah beberapa rumus-rumus rasio keuangan yang umum digunakan:

1. Rasio Likuiditas

  • Rasio Lancar = Aset Lancar / Hutang Lancar
  • Rasio Cepat = (Aset Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
  • Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Hutang Lancar

2. Rasio Solvabilitas

  • Rasio Utang Terhadap Ekuitas = Utang Jangka Panjang / Ekuitas
  • Rasio Utang Terhadap Aset = Utang Jangka Panjang / Total Aset
  • Rasio Bunga yang Ditutupi = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Bunga

3. Rasio Profitabilitas

  • Rasio Laba Kotor = Laba Kotor / Penjualan
  • Rasio Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan
  • Rasio Marjin Laba = Laba Bersih / Total Aset

4. Rasio Efisiensi

  • Rasio Putaran Aset = Penjualan / Total Aset
  • Rasio Putaran Piutang = Penjualan / Piutang Usaha
  • Rasio Putaran Persediaan = Biaya Barang yang Dijual / Persediaan

Contoh Penggunaan Rumus-rumus Rasio Keuangan

Misalnya, perusahaan ABC memiliki total aset sebesar Rp 1.000.000.000 dan total utang jangka panjang sebesar Rp 500.000.000. Dengan menggunakan rumus rasio utang terhadap ekuitas, maka rasio utang terhadap ekuitas perusahaan ABC adalah 0,5 (500.000.000 / 1.000.000.000). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ABC memiliki ketergantungan terhadap utang yang cukup tinggi.

Selain itu, perusahaan XYZ memiliki penjualan sebesar Rp 10.000.000.000 dan laba bersih sebesar Rp 1.000.000.000. Dengan menggunakan rumus rasio laba bersih, maka rasio laba bersih perusahaan XYZ adalah 0,1 (1.000.000.000 / 10.000.000.000). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan XYZ berhasil menghasilkan laba bersih sebesar 10% dari total penjualan.

Baca juga: Aplikasi Pencatat Keuangan: Manfaatnya untuk Bisnis Anda

Kesimpulan

Rasio keuangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Rumus-rumus rasio keuangan ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dalam berbagai aspek, seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan efisiensi. Dengan menggunakan rumus-rumus perbandingan keuangan, perusahaan dapat memantau kinerja keuangan mereka dan membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan investasi, pembiayaan, dan pengelolaan aset.